Menyiapkan Anak dalam Menghadapi Ujian
Oleh : Damri Ahmad
Disampaikan pada acara pertemuan wali murid kelas IX
Hari : Selasa, 22 Januari 2019
Keberhasilan seorang anak dalam
menghadapi ujian di sekolah baik itu US, USBN maupun UN bukan semata-mata menjadi tanggung
jawab dari guru atau sekolah.
Melainkan peranan orang tua atau
keluarga juga cukup besar terhadap kesuksesan anak-anaknya.
Kita semua menyadari bahwa terdapat tiga
tempat untuk pendidikan anak, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Orang tua tidak boleh menumpukan
keberhasilan pendidikan anaknya hanya kepada guru atau sekolah.
Waktu belajar anak di sekolah mulai
pukul 07.00 s.d 14.00, jadi hanya sekitar 6 sampai 7 jam. Selebihnya waktu anak
dihabiskan di dalam keluarga dan atau masyarakat.
Apalagi di era melenial seperti sekarang
ini, anak-anak lebih suka bermain games atau gadget dari pada belajar.
Belum lagi orang tua yang disibukkan
dengan pekerjaannya masing-masing untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Nyaris hanya ada sedikit waktu bagi anak untuk sekedar berbagi pandangan
dengan orang tua.
Nah kalau sudah seperti ini, ujung-ujung
keberhasilan anak ditimpakan kepada sekolah.
Padahal orang tua terkadang marah bahkan
murka ketika anaknya dicubit oleh gurunya, sehingga guru harus berhadapan
dengan aparat penegak hukum.
Disini posisi guru menjadi dilematis,
satu sisi ingin mendidik agar anak memiliki akhlak yang baik namun
dibayang-bayangi oleh rasa takut.
Meskipun orang tua hanya memililki
sedikit waktu untuk mendampingi anaknya dalam belajar, tetapi tetap harus dilakukan.
Apalagi pelaksanaan Ujian
Nasional tahun pelajaran 2018/2019 semakin dekat :
1.
Try
Out : 11 – 14 Februari 2019
2.
Mid/UAS
Genap : 11- 16 Maret 2019
3.
Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), dari tanggal Utama: 08 s.d 11 April 2019, Susulan: 15-16 April 2019
4.
Ujian Nasional Berstandar Komputer (UNBK) dari 22 s.d 25 April
2019), Susulan: 29-30 April 2019
5.
Pelaksanaan
TO, UASBN dan UNBK dilaksanakan dalam 3 sesi
1.
Sesi
I : 07.30 – 09.30
2.
Sesi
II : 10.30 – 12.30
3.
Sesi
III : 14.00 – 16.00,
6. Jumlah Peserta UN SMP 12 Laki = 236
Perempuan = 112 Jumlah = 248
Kota Mataram
Laki = 3.934 Perempuan = 3.773 Jumlah = 7.707
UNKP = 3.066
UNBK = 4.618 Jumlah = 7.707
Laki = 1.606 P = 1.461 L = 2.328
P = 2.290 ,
maka
kepada orang tua/wali peserta didik kelas IX disampaikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Mengingatkan anaknya agar belajar bersungguh-sungguh untuk menghadapi UN
2. Mengawasi dan memonitor putra-putrinya untuk mengikuti try out dan
Pengayaan di sekolah sesuai jadwal.
Kira-kira apa yang harus orang tua
perbuat dalam menyiapkan anak menghadapi ujian?
Berikut saya sampaikan Tips Orang Tua Menyiapkan Anak
Menghadapi Ujian.
Tips Orang Tua
Menyiapkan Anak Menghadapi Ujian
1.
Memahami tipe belajar anak
Seorang anak memiliki gaya belajar yang berbeda
dengan anak lainnya, hal ini harus disadari oleh orang tua.
Sebagai orang tua kita tidak dapat
menyamakan belajar seorang adik dengan kakaknya.
Menurut David Kolb gaya belajar
merupakan karakteristik kognitif, afektif, dan perilaku psikologis seorang
siswa tentang bagaimana dia memahami sesuatu.
Serta berinteraksi dan merespons
lingkungan belajarnya, yang bersifat unik dan relatif stabil.
Orang tua harus menyadari bahwa belajar
itu bersifat unik, untuk memperoleh hasil yang ralatif stabil gaya belajar yang
digunakan berbeda.
Setelah orang tua mengetahui gaya
belajar anaknya, maka tinggal memantau dan memberikan penguatan-penguatan.
2.
Memahami karakter anak
Karakter atau watak adalah
sifat batin yang
memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang
dimiliki manusia.
Setiap anak memiliki karakter yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Karakter disini berbeda dengan
kepribadian, karena terbentuk melalui proses pembelajaran di berbagai tempat,
seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Dengan memahami karakter anak, orang tua
mudah untuk memberikan arahan bahkan motivasi kepadanya.
Hal ini sangat penting karena seorang
anak akan merasa bahagia apabila sering mendapatkan perhatian dari orang
tuanya.
Apalagi saat-saat krusial bagi anak pada
saat menghadapi ujian nasional ataupun kenaikan kelas.
3.
Sekali waktu tunggui anak dalam belajar
Sesibuk-sibuknya orang tua pasti punya
waktu untuk anaknya, meskipun hanya sejenak.
Kesuksesan orang tua dalam bekerja tidak
ada artinya bila tidak diimbangi dengan keberhasilan belajar anaknya.
Apalagi waktu-waktu yang menentukan
keberhasilan anak dari jenjang pendidikan SD, SMP atau SMA/SMK.
Luangkan sedikit waktu untuk mendampingi
anak dalam belajar menghadapi ujian.
Sampaikan pada anak anda bahwa ujian itu
selalu mengiringi setiap langkah kita.
Di sekolah, keluarga, masyarakat,
mencari kerja dan bahkan sudah bekerja kita selalu menghadapi ujian.
Jadi hadapi ujian dengan tenang namun
serius, karena hasil dari ujian hanya dua yaitu lulus atau tidak lulus.
Pada saat menunggui anak yang sedang
belajar, orang tua tidak harus memberitahu tentang materi pelajarannya.
Kiranya dengan keberadaan orang tua
disisinya anak sudah merasa diperhatikan, sesekali berikan pertanyaan ringan
pada anak anda sebagai bentuk dukungan.
4.
Berikan motivasi belajar kepada anak
Awali dengan menanyakan cita-cita anak,
lalu sampaikan bahwa untuk mencapai cita-cita harus belajar dengan tekun.
Berilah pengertian bahwa sebenarnya
semua anak dilahirkan dengan tingkat kecerdasan yang sama.
Sehingga tidak ada anak yang bodoh
melainkan anak malas, ingatkan akan pepatah “rajin pangkal pandai”.
Untuk memotivasi belajar anak, orang tua
dapat dengan memberikan hadiah atas keberhasilan anaknya.
Hadiah tidak harus mahal, tetapi yang
bermanfaat bagi anak.
Rasa percaya diri seorang anak berasal
dari penilaian keluarga mereka.
Melihat reaksi dari orangtua yang
positif dapat menumbuhkan keinginan pada diri anak untuk memberikan yang
terbaik.
Sebaliknya ketika anak mengalami
kegagalan jangan dicaci, berilah pengertian bahwa kegagalan merupakan
keberhasilan yang tertunda. Mengapa tertunda?
Ya…karena kurang efektif dalam
belajarnya, sehingga ada alasan untuk memacu belajar anak. Dengan demikian
tidak mematikan motivasi belajar anak.
5.
Tentukan jam belajar bagi anak
Setiap orang tua pasti menginginkan
anaknya berhasil dalam studinya.
Berbagai strategi tentu akan dilakukan
salah satunya dengan menentukan kapan waktu yang tepat bai anak untuk belajar.
Tentu saja biarkan anak yang menentukan
waktu yang cocok, sehingga anak diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat.
Setelah disepakati kapan waktu untuk
belajar, maka semua pihak harus sportif.
Artinya selama waktu belajar tidak
diperkenankan melakukan aktivitas lain yang dapat menggangu konsentrasi anak.
Misalnya nonton TV, main game di HP dan
sebagainya. Tugas orang tua adalah memantau apakah ketentuan jam belajar sudah
dimanfaatkan sebaik-baiknya atau belum.
6. Luangkan waktu untuk
berkumpul dengan anak
Seorang anak memerlukan kebutuhan
lahiriah dan rohaniah.
Orang tua dapat dengan mudah memenuhi
kebutuhan lahiriah berupa harta benda.
Namun hal itu tidak cukup bagi anak,
mereka butuh perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya.
Salah satu bentuk perhatian dan kasih
sayang orang tua adalah dengan berkumpul bersama keluarga.
Melalui berkumpul setiap anggota
keluarga dapat bertukar pendapat, bercengkrama dan berbagi cerita.
Hal ini dapat mencairkan suasana dan
menambah keakraban, apalagi orang tua menanyakan tentang bagaimana sekolahnya,
teman-teman bahkan gurunya.
7.
Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
Dalam rangka menyiapkan anak mengahadapi
ujian, orang tua dapat membantu dengan memberikan tempat belajar yang nyaman
dan representatif.
Orang tua harus menyadari bahwa belajar
dapat dilakukan diberbagai tempat dan situasi.
Demi kenyaman dalam proses belajar
Maka harus dikukung oleh tempat yang
menyenangkan.
Misalnya tempat belajar harus cukup
penerangan, cukup luas dan terbebas dari hal-hal yang dapat mengganggu belajar
anak.
Sebetulnya bukan hal yang sulit unutk
menyiapkan hal ini, hanya perlu kejelian dari orang tua saja.
Belajar bukan berarti hanya membaca dan
menghafalkan materi pelajaran.
Menurut Winkel, Belajar adalah
semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dalam lingkungan.
Sehingga menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
8. Sertakan dalam
program bimbingan belajar
Sekarang ini banyak bertebaran program
bimbingan belajar untuk menyiapkan anak menghadapi ujian ataupun kenaikan
kelas.
Sebagai orang tua tidak ada salahnya
meberikan kesempatan kepada anak untuk mengikuti bimbingan belajar di luar
sekolah.
Dengan mengikuti bimbingan belajar, anak
dapat memperoleh pengayaan baik terhadap materi pelajaran maupun soal-soal yang akan
diujikan.
Memang bukan jaminan dengan mengikuti
bimbingan belajar lantas dapat lulus ujian dengan nilai yang sangat baik.
Minimal dengan program ini anak merasa
lebih mantap dan siap dalam menghadapi ujian ataupun kenaikan kelas.
Tips di atas bukan satu-satu cara agar
anak kita berhasil dalam mengahadapi ujian atau kenaikan kelas.
Tentunya anda sebagai orang tua tua lebih memahami apa yang
menjadi kebutuhan putra anda. Namun tidak ada salahnya apabila anda akan
mencoba tips di atas.
9.
Kurangi Beban anak
Dalam waktu persiapan menghadapi UN anak agar tidak dibebani dengan
tugas-tugas rumah yang dapat mengganggu waktu dan kosentrasi belajarnya.
Misalnya menjaga adik, menjaga kios/toko, berjualan di pasar, mengantar pesanan
langganan dan lain-lain yang sejenisnya.
10.
Ciptakan suasana lingkungan rumah yang tenang dan
nyaman
Seluruh anggota keluarga harus memiliki toleransi yang tinggi untuk
menciptakan suasana belajar yang kondusif. Hindari suasana, yang terlalu ramai,
gaduh, heporia dan sejenisnya. Misal di rumah ada yang senang Sepak bola, liga
dangdut atau laainnya agar volume TV dikecilkan.
11.
Pengayaan di sekolah sudah dilakukan sejak minggu
pertama masuk semester genap 2018-2019, di tempatkan pada Jam I dan II dengan
alasan masih segar, hemat biaya orang tua, hemat waktu, terhindar peluang
bolos. Akibatnya mata peljaran USBN dimundurkan sehingga pulang sekolah jam
14.00. Karena itu orang tua mohon menyesuaikan waktu antar jemputnya dan
mempertimbangkan sangu/bekal putra/putrinya.