
Pada masa
lampau kita pernah mengenal P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)
yang diatur dalam Tap MPR Nomor : II/MPR/1978. Ketetapan tersebut kini telah
dicabut oleh MPR dan dinyatakan tidak berlaku dengan alasan demi tegaknya
demokrasi. Ketetapan tersebut kini tinggal sejarah, namun kita tak ragu bahwa
subtansi ketetapan tersebut yang hakekatnya nilai-nilai luhur Pancasila sebagai
pedoman bersikap dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari tetap lestari dan
diyakini kebenarannya serta dapat kita gunakan sebagai pedoman untuk mengamalkan
Pancasila di masa kini dan masa mendatang.
Dengan
mengamalkan Pancasila secara jujur kita yakini bangsa dan negara Indonesia akan
menjadi bangsa yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, adil dan
beradab, hidup rukun dilandasi semangat kekeluargaan dan persatuan, cinta tanah
air dan bangsa, setia dan patuh pada aturan perundang-undangan, demoktaris,
serta sejahtera yang berkeadilan dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Oleh karena itu saya mengajak semua siswa dan pengunjung blog yang
budiman dimanapun berada untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari dilingkungan kita masing-masing.
Untuk
memudahkan dalam melaksanakan dan mengamalkan Pancasila sebagaimana dimaksud,
saya share 45 nilai luhur sebagai pedoman pengamalan Pancasila dari setiap
silanya yang kita yakini mampu membawa kesejahteraan bagi bangsa dan negara
kita.
Sila : Ketuhanan Yang Maha Esa.
1.
Bangsa Indonesia menyatakan
kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Manusia Indonesia percaya dan taqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.
Mengembangkan sikap hormat
menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan
yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4.
Membina kerukunan hidup di antara
sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5.
Agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6.
Mengembangkan sikap saling
menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
7.
Tidak memaksakan suatu agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Sila : Kemanusiaan Yang Adil
dan Beradab
1.
Mengakui dan memperlakukan manusia
sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Mengakui persamaan derajad,
persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,
keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit
dan sebagainya.
3.
Mengembangkan sikap saling
mencintai sesama manusia.
4.
Mengembangkan sikap saling tenggang
rasa dan tepa selira.
5.
Mengembangkan sikap tidak
semena-mena terhadap orang lain.
6.
Menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan.
7.
Gemar melakukan kegiatan
kemanusiaan.
8.
Berani membela kebenaran dan
keadilan.
9.
Bangsa Indonesia merasa dirinya
sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10.
Mengembangkan sikap hormat
menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Sila : Persatuan Indonesia
1.
Mampu menempatkan persatuan,
kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2.
Sanggup dan rela berkorban untuk
kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3.
Mengembangkan rasa cinta kepada
tanah air dan bangsa.
4.
Mengembangkan rasa kebanggaan
berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5.
Memelihara ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
6.
Mengembangkan persatuan Indonesia
atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7.
Memajukan pergaulan demi persatuan
dan kesatuan bangsa.
Sila : Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
1.
Sebagai warga negara dan warga
masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban
yang sama.
2.
Tidak boleh memaksakan kehendak
kepada orang lain.
3.
Mengutamakan musyawarah dalam
mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4.
Musyawarah untuk mencapai mufakat
diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5.
Menghormati dan menjunjung tinggi
setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6.
Dengan i’tikad baik dan rasa
tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7.
Di dalam musyawarah diutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8.
Musyawarah dilakukan dengan akal
sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9.
Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10.
Memberikan kepercayaan kepada
wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
Sila : Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia
1.
Mengembangkan perbuatan yang luhur,
yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2.
Mengembangkan sikap adil terhadap
sesama.
3.
Menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban.
4.
Menghormati hak orang lain.
5.
Suka memberi pertolongan kepada
orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6.
Tidak menggunakan hak milik untuk
usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7.
Tidak menggunakan hak milik untuk
hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
8.
Tidak menggunakan hak milik untuk
bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
9.
Suka bekerja keras.
10.
Suka menghargai hasil karya orang
lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11.
Suka melakukan kegiatan dalam
rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
0 komentar:
Posting Komentar